7 Langkah Membangun Sistem Informasi
Ada 7 Langkah membangun sistem Informasi , yakni :
1. Perencanaan
orang bijak mengatakan untuk mencapai seribu langkah harus dimulai
dengan satu langkah. Demikian juga dengan membangun sistem informasi,
langkah pertama kita adalah membuat perencanaan(planning).
Perencanaan adalah membuat semua rencana yang berkaitan dengan proyek
sistem informasi. kalau kita ingin membangun rumah maka kita akan
melakukan perencanaan bagaimana pondasinya , bagaimana struktur
bangunannya, mau memakai material apa saja, apa warna dindingnya, tak
ketinggalakan pula merencanakan anggaran budget yang harus kita
keluarkan. begitu pula untuk membangun sistem informasi, sistem
informasi apa saja, sistem informasi HRD, Logistik, Finance semuanya
harus direncanakan.
Dalam perencanaan, hampir semua pihak yang terlibat dalam proyek sistem
informasi harus diikutsertakan, mulai manajer proyek (Project Manager) ,
user, calon pengguna sistem informasi, Busines Process Analyst , Sistem
Analyst, Programmer sampai Tester.
Ada point-point penting perencanaan yang perlu dibuat dalam membangun
sistem informasi :
a. Feasility study, yaitu membuat studi kelayakan untuk sistem informasi
yang akan dibuat, seperti membuat kajian bagaimana proses bisnis akan
berjalan dengan sistem baru dan bagaimana pengaruhnya.
b. Budget, yaitu membuat alokasi dan pengaturan pembiayaan proyek,
termasuk biaya perjalanan dan biaya lembur
c. Sumber daya, yaitu membuat alokasi sumber daya yang akan dipakai
dalam proyek, misalnya jumlah tim, ketersediaan perangkat komputer dan
sumber daya yang lain.
d. Cakupan (Scope) , yaitu menentukan batasan ruang lingkup sistem
informasi yang akan dibangun.
e. Alokasi waktu, yaitu membuat alokasi waktu untuk keseluruhan proyek,
setiap langkah, setiap tim, dan masing-masing aktifitas, mulai
perencanaan sampai saat sistem informasi go live.
2. Analisa
Setelah perencanaan selesai, langkah berikutnya adalah membuat analisa
(analyst). Analisa adalah menganalisa workflow sistem informasi yang
sedang berjalan dan mengindentifikasi apakah workflow telah efisien dan
sesuai standar tertentu.
Analisa dilakukan oleh Business Processs Analyst (BPA) yang
berpengalaman dan/atau memahami workflow sistem manajemen di area yang
sedang dianalisa.
Analisa biasanya dilakukan dengan beberapa cara :
a. Ikut terlibat, BPA ikut terlibat langsung dan mengamati workflow yang
sedang dijalankan.
b. Wawancara, BPA melakukan wawancara kepada user yang menjalankan
workflow dalam sistem manajemen.
3. Desain
Setelah proses analisa selesai, selanjutnya adalah membuat desain
(desgin). Desain adalah langkah yang sangat penting dalam siklus SDLC
karena langkah ini menentukan fondasi sistem informasi. kesalahan dalam
desain dapat menimbulkan hambatan bahkan kegagalan proyek.
Ada 2 jenis desain yang dibuat di langkah ini, yaitu desain proses
bisnis dan desain pemrograman.
a. Desain Proses Bisnis
Seperti halnya analisa, desain proses bisnis juga dikerjakan oleh BPA.
BPA akan mendesain kembali semua workflow agar menjadi lebih efisien dan
mengintegrasikannya satu sama lain menjadi satu kesatuan.
Contoh desain proses bisnis adalah Order to Cash, yaitu mendesain
bagaimana workflow dari proses penerimaan order reparasi/service mobil,
proses pembagian kerja di tim mekanik hingga proses saat pelanggan
melakukan pembayaran di kasir.
b. Desain Pemrograman
Desain pemrograman dilakukan oleh Sistem Analis (SA) yaitu membuat
desain yang diperlukan untuk pemrograman berdasarkan desain proses
bisnis yang telah dibuat oleh BPA. desain ini akan menjadi pedoman bagi
programmer untuk menulis source code.
Desain pemrograman meliputi :
1). Desain database, Mendesain database merupakan tantangan terbesar
dalam membangun sistem informasi, yaitu bagaimana menyimpan data dan
bagaimana mendapatkan kembali dengan mudah. tidak sembarangan orang yang
mendesain database harus paham, Database Management System (DBMS) ,
relasi database bagaimana membagi database ke beberapa tabel yang saling
berkaitan, Normalisasi database agar database yang dibangun dalam
bentuk normal.dsb.
2). Desain Screen Layout, yaitu tampilan depan layar. desain
user-friendly , mudah dipahami, mudah digunakan, navigasi nya jelas.
pemilihan warna juga berpengaruh pada nyamannya user menggunakan sistem
informasi.
3). Desain Diagram Proses, yaitu flowchart yang menggambarkan algoritma
dan logika suatu program.
4). Desain Report Layout, yaitu desain laporan yang dihasilkan dari
sistem informasi, bagaimana mengatur text saat laporan diprint dsb.
4. Pengembangan
Pekerjaan yang dilakukan di tahap pengembangan (development) adalah
pemrograman. Pemrograman adalah pekerjaan menulis program komputer
dengan bahasa pemrograman berdasarkan algoritma dan logika tertentu.
orangnya disebut Programmer.
Dalam menulis program, programmer akan berpedoman pada desain yang
dibuat oleh System Analyst, misalnya desain database, screen layout,
report layout dan desain diagram proses.
Saran untuk Programmer
a. Buatlah program flow sesederhana mungkn, demikian pula flow logic
nya. Hindari trik-trik pemrograman yang tidak perlu. Hal ini paling
sering dilakukan programmer pemula. sebuah program dikatakan baik bila
dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan dan program flow atau flow
logicnya dapat dengan mudah dimengerti oleh programmer lainnya dan
tidak diukur dari berapa jumlah baris source-code nya.
b. Hindari penggunaan hard code dalam program, yaitu memasukkan
kode-kode tertentu yang bersifat absolut sehingga ketika sistem
informasi akan diimplementasikan ke anak perusahaan lain, sistem
tersebut menjadi tidak bisa digunakan.
c. Buatlah dokumentasi untuk setiap program yang terdiri atas
dokumentasi dalam source code program dan berupa keterangan tentang flow
logic program.
d. Buatlah standarisasi untuk program, misalnya nama program dan gaya
penulisan program.
e. Buatlah library yang berisi kumpulan source code , baik function,
include, subroutine dan lain-lain yang dapat dipakai ulang.
f. Biasakan meletekkan source code di flow logic yang sesuai, misalnya
perintah untuk mencari data diletakkan di flow logic data retrieval.
g. Jangan mulai menulis program sebelum program flow dan seluruh flow
logic-nya dimengerti
5. Testing
Tak ada gading yang tak retak, sebuah peribahasa yang berarti tidak ada
yang sempurna di dunia ini.Hal ini berlaku juga pada sistem informasi
buatan manusia. oleh sebab itu, perlu suatu proses untuk menguji mutu
sistem informasi . proses ini lazim disebut testing.
Testing adalah proses yang dibuat sedemikian rupa untuk mengidentifikasi
ketidaksesuaian hasil sebuah sistem informasi dengan hasil yang
diharapkan. ketidaksesuaian tersebut dapat berupa penyimpangan dari yang
seharusnya(discrepancies) atau kesalahan proses (bug). Discrepancies
disebabkan oleh perencanaan, analisa, dan desain yang tidak berjalan
dengan baik, sedangkan bug disebabkan oleh pengembangan yang tidak
benar. semakin besar dan kompleks sebuah sistem informasi , semakin
besar pula kemungkinan memiliki discrepancies dan bug.
6. Implementasi
Implementasi adalah proses untuk menerapkan sistem informasi yang telah
dibangun agar user menggunakannya menggantikan sistem informasi yang
lama.
Proses Implementasi :
a. Memberitahu user
b. Melatih user
c. Memasang sistem (install system)
d. Entri/Konversi data
e. Siapkan user ID
7. Pengoperasian dan Pemeliharaan
Langkah Paling akhir adalah pengoperasian dan pemeliharaan. selama
sistem informasi beroperasi, terdapat beberapa pekerjaa rutin yang perlu
dilakukan terhadap sistem informasi, antara lain :
a. System Maintenance
System Maintenance adalah pemeliharaan sistem informasi, baik dari segi
hardware maupun software. System maintenance diperlukan agar sistem
informasi dapat beroperasi dengan normal untuk mendukung kegiatan
operasional perusahaan.
b. Backup & Recovery
Sistem informasi yang baik harus mempunyai perencanaan backup dan
recovery. Sistem informasi yang sedang beroperasi sewaktu-waktu dapat
terganggu, misalnya oleh kerusakan perangkat keras (hardware), serangan
virus, atau bencana alam.
Backup adalah kegiatan membuat duplikat program aplikasi dan database
dari production Environtment ke dalam media lain seperti tape dan CD,
sedangkan recovery adalah kebalikan dari backup, yaitu mengembalikan
program aplikasi dan DBMS sebuah sistem informasi yang rusak ke keadaan
semula dengan memakai data dari hasil backup.
c. Data Archive
Data-data sistem informasi yang tersimpan dalam database di harddisk
disebut data on-line. seiring dengan berjalannnya waktu, data tersebut
akan terus bertambah sehingga dapat menyebabkan harddisk penuh dan
menurunkan kinerja DBMS.
Untuk itu dalam jangka waktu tertentu data-data tersebut perlu
di-archive. Data Archive adalah proses mengekstraksi data dari database
dan menyimpannya di media lain seperti tape dan CD yang disebut data
off-line . dan menghapusnya dari hard disk.
Terima kasih sudah berkunjung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar